Senin, 18 Februari 2013
prosessor AMD
Prosesor AMD Sekarang…
Halo Pembaca! Lama gak posting nih, lumayan, akhir-akhir ini banyak kerjaan, hehehehe… Posting kemarin saya curhat membahas mengenai upgrade komputer yang telah lama menemani dan membantu berjuang
. Pada posting tersebut saya hanya kemasukan kandidat dari generasi Stars 45nm alias anak turunan Phenom II. Sebenernya, generasi ini sudah cukup lama dan segera digantikan oleh arsitektur baru, AMD Bulldozer. Selain Bulldozer, di segmen desktop juga terdapat seri baru yaitu APU (Accelerated Processing Unit) Llano. Entah kenapa saya gak belum tertarik dengan dua generasi baru dari AMD ini.

APU Llano

Secara umum, AMD Llano ini termasuk sukses. AMD Llano ini menarik bagi yang ingin membangun sistem yang murah dengan grafis mumpuni. Saya sendiri kurang tertarik kerena sebagai pengguna soket lama AM2+ jelas harus upgrade mobo untuk menikmati platform ini. Saya malah lebih tertarik dengan penerus Llano, AMD Trinity. Trinity hadir dengan dukungan grafis radeon seri 7000 dipadukan dengan core Piledriver. Piledriver sendiri adalah hasil pengembangan dari arsitektur Bulldozer. Lumayan, tar sekalian upgrade keseluruhan sistem, sekerang bertahan dulu ahihihihi
.

AMD Bulldozer


Sampai saat ini, prosesor generasi Bulldozer ini kuarng begitu populer. Di Indonesia, Bulldozer ini juga gak sepopuler Phenom II atau Athlon II. Saya sendiri juga agak kecewa melihat performa yang dihasilkan prosesor seri FX, seperti deja vu pas peluncuran Phenom generasi pertama. AMD terlalu sering telat meluncurkan prosesornya, selain itu performa yang dihasilkan selalu dibawah ekspektasi konsumen yang telah termakan gembar-gembor performa sebelum produk diluncurkan. Menurut saya sih, ada beberapa hal yang bikin kecewa dari generasi Bulldozer :
1. Penamaan Jumlah core/module
FX 8150 ini terdiri dari 4 module, namun terdapat 8 integer core. Namun FX 8150 ini disebut prosesor dengan 8 core, tentu konsumen beranggapan dengan jumlah core yang banyak (8 core) performanya akan melibas semua prosesor quadcore yang ada di pasaran. Keenyataanya, sama Phenom 6 core aja masih bersaing dan masih kurang bertenaga untuk bertarung dengan Intel Sandy Bridge secara clock-to-clock.
2. Penggunaan nama ‘FX’


Tentu ketika kabar bahwa AMD akan meluncurkan kembali seri FX, maka konsumen akan berekspektasi bahwa FX baru ini bakal superior soal performa. FX 8150? Prosesor ini tidak seperti FX yang dulu
, jangankan berhadapan dengan Intel Core i7 EE, lha lawan i7 2500K aja lumayan ngos-ngosan
. Gak pantes deh menyandang gelar legendaris AMD FX. Kabarnya, AMD bakal meluncurkan Phenom II X8 berbasis arsitektur Bulldozer. Dari pada pake nama FX, mending pake nama Phenom II saja
.



3. Harga
Ini nih poin paling penting, hahahahaha… FX seri paling rendah, FX 4100, 2 Bulldozer modul harganya di kisaran 1 jtaan. Kalo saya sih milih Phenom II 955 dari pada Bulldozer
.

Misteri Arsitektur Bulldozer
Insinyur AMD mengatakan bahwa arsitektur Bulldozer ini dirancang untuk multitasking. Tapi kok performanya jeblok? Konon, arsitektur Bulldozer ini gak optimal di Windows 7. Baru-baru ini Microsoft mengeluarkan patch untuk Bulldozer, kabarnya setelah patch tersebut terinstall, OS windows tidak lagi membaca FX 8150 sebagai 8 core, namun terbaca 4 core 8 thread. Kenapa sih AMD bikin arsitektur aneh ini? 2 integer core dengan 1 FPU dalam satu modul? beberapa orang menyebut ini adalah teknologi Hyper-Threading secara fisik. Saya sendiri juga gak tau pasti, lha belum pernah pegang langsung
. Konon kabarnya, performa Bulldozer ini meningkat sekitar 10% di Windows 8, benar tidaknya kita tunggu saja.


Jika diibaratkan sebagai tubuh manusia, prosesor pada sebuah komputer merupakan otak. Prosesor adalah sebuah integrated circuit (IC) yang berfungsi mengontrol keseluruhan jalannya sebuah sistem komputer. Letak prosesor ada di papan sirkuit induk (motherboard). Sejauh ukurannya sesuai dengan wadah dalam motherboard, prosesor apa pun bisa dipasang pada motherboard tersebut.
Karena fungsinya sebagai pengendali, maka prosesor sangat besar pengaruhnya terhadap kecepatan komputer. Ukuran kecepatan prosesor dalam mengolah data saat ini sudah mencapai Gigahertz (GHz). Namun, tingkat kecepatannya tergantung dari jenis dan kapasitas prosesor yang dipilih.
Sejumlah pabrikan yang terkenal memproduksi prosesor adalah Intel Corporation, Advance Micro Devices Inc (AMD), Apple Inc, dan International Business Machines Corporation (IBM), yang kemudian diakuisisi oleh Lenovo Inc.
Seiring dengan perkembangan teknologi, prosesor pun mengalami evolusi dari sisi inti (core) yang dimiliki. Prosesor dengan core lebih dari satu (multicore) pun menjadi pengembangan produk para produsen prosesor. Sederhananya, prosesor multicore berarti memiliki lebih dari satu otak untuk berpikir.
Beberapa jumlah core, ada beberapa sebutan prosesor, seperti single core, dual core, quad core, hexa core, dan seterusnya. "Semakin banyak core-nya maka semakin bagus dalam hal multitasking (melakukan beberapa pekerjaan secara bersamaan dengan pembagian sumber daya)," ujar praktisi teknologi informasi (TI) Ratmurti Mardika.
Ramai-ramai quad core
Dalam ajang pameran teknologi Consumer Electronic Show yang digelar Januari lalu di Las Vegas, Amerika Serikat, quad core tampaknya cukup mendapat tempat istimewa. Pasalnya, sejumlah vendor perangkat teknologi mengusung prosesor ini dalam produknya. Di antaranya, Asustek Computer Inc (ASUS) dan Lenovo Inc, yang sama-sama memamerkan tablet quad core. ASUS dengan Ee Pad Transformer Prime sedangkan Lenovo dengan IdeaTad K2.
Pengamat TI Lucky Sebastian menjelaskan, quad core lebih berguna untuk pekerjaan yang bersifat simultan atau multithreading. Misalnya, sambil membaca e-mail, pengguna juga mendengarkan musik, mengunduh video, dan menjelajah internet.
Lucky juga bilang, kinerja quad core paling kentara dalam pekerjaan berat, seperti game dengan tampilan tiga dimensi (3D) dan gambar-gambar dengan efek yang kompleks. Sebab, untuk menyuguhkan tampilan tersebut, prosesor harus bekerja ekstrakeras. "Dengan quad core yang mendukung multithreading maka smoothness (tingkat kehalusan) pergantian gambar dan efek akan bekerja lebih sempurna," bebernya.
Harga lebih mahal
Lucky dan Ratmurti sama-sama mengatakan, quad core juga sangat tepat digunakan untuk pekerjaan berbasis penyatuan video, audio, dan efek (rendering), seperti mengedit foto dan video. Sebab, dukungan empat otak dalam quad core mampu menghasilkan pemrosesan (loading) tenaga prosesor yang bagus.
Di luar beberapa kelebihan yang dihasilkan quad core, baik Lucky maupun Ratmurti belum melihat kelemahan dari prosesor tersebut. Hanya saja, keduanya mengakui, semakin canggih teknologi yang dihasilkan maka wajar banderol harganya menjadi lebih mahal.
Jadi, jangan heran jika Anda harus merogoh kocek lebih dalam untuk membeli otak komputer quad core ketimbang dual core. "Kalau bisa dibilang kelemahan, harga quad core kemungkinan akan lebih mahal dari dual core," ujar Lucky.
Harga pasaran quad core yang ditawarkan tiap produsen tak sama. Ratmurti mencontohkan, harga i7-2600K besutan Intel dilego Rp 3 juta. Sementara itu, quad core yang dibikin AMD dengan kualitas paling bagus dihargai hanya sekitar Rp 1,8 juta atau lebih murah Rp 1,2 juta.
Untuk menguji performa prosesor, Anda bisa melakukan overclock, yakni membuat perangkat berjalan dengan kecepatan lebih tinggi daripada ketentuan yang ditetapkan oleh produsen. Peranti yang diperlukan untuk pengujian ini hanya motherborad, random acces memory (RAM), dan pendingin (cooler).
Berdasarkan hasil pengujian yang pernah dilakukan, Ratmurti berpendapat, kerja quad core Intel lebih tangguh ketimbang AMD. Pasalnya, Intel memiliki teknologi hyper thread. Dengan teknologi ini, kerja sistem dalam melakukan eksekusi setiap thread akan lebih efisien.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar